Menjadi istri yang pandai mengelola keuangan keluarga? Hm,,, siapa yang tidak mau. Setiap istri pasti menginginkan menjadi pribadi yang pandai mengelola keuangan keluarga. Kenapa seorang istri yang menjadi bahasan? Inilah jawabannya.
Ibu rumah tangga merupakan sosok penting sebagai
pengelola keuangan keluarga. Namun selain itu, bukan rahasia umum lagi
jika perempuan memang senang untuk berbelanja. Pernahkah Anda merasakan
suasana dilematis antara keinginan berbelanja dan memenuhi kebutuhan
keluarga? Jika hal itu memang terjadi, bersyukurlah karena Anda akan
menjadi istri dambaan suami jika dan hanya jika mampu mengelola keuangan
keluarga dengan baik dan mampu memenuhi kebutuhan pribadi juga. Dalam
mengelola keuangan keluarga, setidaknya ada beberapa hal yang harus
dilakukan guna terpenuhinya keseimbangan pemasukan dan pengeluaran.
mengapa mereka harus berhutang.
mengapa mereka harus berhutang.
Sangat
disayangkan apabila orang berhutang karena alasan yang tidak jelas
seperti karena perilaku boros, ikut-ikutan mengikuti tren dan gaya hidup
dan sebagainya. Berkaitan dengan hidup boros, kita sebaiknya
memperhatikan sinyalemen dari Allah SWT pada QS 17: 26, 27[15].
Allah
SWT lebih menyukai muslim yang hidup sederhana dibandingkan yang
berlebih-lebihan atau boros. Hidup sederhana akan mencegah orang untuk
berhutang. Hutang akan menjadikan seorang muslim kesusahan di malam hari
dan merasa terhina di siang hari. Kita sering melihat perilaku yang
muncul pada diri orang yang banyak berhutang. Diantaranya merasa malu
atau minder yang menyebabkan dia sering menghindar bertemu dengan orang
lain. Terutama dengan orang yang memberi hutang kepadanya. Sering merasa
tidak percaya diri. Bila dia menjadi seorang pekerja maka terkadang dia
menjadi sering tidak masuk bekerja. Hutang juga dapat mendekatkan diri
pada kekufuran. Rasulullah SAW menyatakan hal tersebut pada sabdanya:
“Aku
berlindung diri kepada Allah dari kekufuran dan hutang. Kemudian ada
seorang laki-laki bertanya: Apakah engkau menyamakan kufur dengan hutang
ya Rasulullah? Ia menjawab: Ya!” (Riwayat Nasa’i dan Hakim)
Hutang
juga dapat menyebabkan seseorang berkata tidak jujur. Apabila berkata,
suka berdusta. Demikian yang dikatakan Nabi Muhammad SAW:
“Ya
Tuhanku! Aku berlindung diri kepadaMu dari berbuat dosa dan hutang.
Kemudian ia ditanya: Mengapa Engkau banyak minta perlindungan dari
hutang ya Rasulullah? Ia menjawab: Karena seseorang kalau berhutang,
apabila berbicara berdusta dan apabila berjanji menyalahi.” (Riwayat
Bukhari)
Oleh karenanya Nabi Muhammad SAW mengajarkan kita untuk senantiasa berdoa untuk terhindar dari hutang.
“Ya Tuhanku! Aku berlindung diri kepadamu dari terlanda hutang dan dalam kekuasaan orang lain.” (RiwayatAbu Daud)
Kita
juga harus berhati-hati terhadap hutang karena Nabi Muhammad SAW
mengisyaratkan tidak tercapainya tujuan akhir kita yaitu kebahagian
hidup di akhirat dengan sabdanya:
“Akan diampuni orang yang mati syahid semua dosanya melainkan hutang.” (Riwayat Muslim)
Oleh
karenanya hutang harus segera dibayar sebelum kita meninggal. Sangat
perlu diperhatikan bagi satu keluarga, apabila seorang istri atau suami
berhutang kepada orang lain maka dia harus memberitahukan tentang
hutangnya kepada pasangannya tersebut. Tujuannya adalah agar apabila
salah satu dari keduanya meninggal sebelum sempat melunasi hutang maka
pasangannya dapat melunasi hutang tersebut.
Bila terpaksa harus berhutang Rasulullah SAW mengajarkan kita meniatkan untuk melunasinya sesegera mungkin.
“Barangsiapa
hutang uang kepada orang lain dan berniat akan mengembalikannya, maka
Allah akan luluskan niatnya itu; tetapi barangsiapa mengambilnya dengan
Niat akan membinasakan (tidak membayar), maka Allah akan merusakkan
dia.” (Riwayat Bukhari).
- Biaya rutin adalah biaya yang harus dikeluarkan secara rutin. Dipandang dari waktu pengeluarannya, pengeluaran rutin dapat dikelompokan dalam 3 katagori [16] yaitu pengeluaran harian, bulanan dan tahunan.
Pengeluaran
harian adalah pengeluaran yang secara rutin dikeluarkan oleh kita
sehari-hari. Termasuk dalam kelompok pengeluaran ini adalah biaya untuk
belanja kebutuhan dapur dsbnya. Bagi sebagian kalangan lainnya
pengeluaran di atas terkadang masuk ke dalam kelompok pengeluaran rutin
mingguan dan ada juga yang bulanan.
Pengeluaran mingguan dikeluarkan akibat adanya transaksi mingguan. Kegiatan
tersebut diantaranya pemakaian gas untuk memasak dan belanja air
mineral. Berbelanja kebutuhan pokok, bagi sebagian kalangan juga menjadi
kebutuhan mingguan.
Pengeluaran
bulanan adalah pengeluaran yang dikeluarkan secara rutin setiap
bulannya. Oleh karena sebagian besar dari kita adalah pekerja yang
sumber pendapatannya berasal dari gaji bulanan maka kebutuhannyapun
sebagian besar adalah kebutuhan bulanan. Termasuk dalam kebutuhan ini
adalah pembayaran listrik, telepon, SPP sekolah, cicilan rumah, cicilan
motor, cicilan mobil, biaya antar jemput anak, kontrak rumah bulanan
dll.
Pengeluaran
tahunan adalah pengeluaran yang secara rutin dikeluarkan setiap
tahunnya. Biasanya jenis pengeluaran ini menyita banyak perhatian
keluarga oleh karena jumlahnya terkadang sangat besar dan waktunya yang
hampir bersamaan. Membeli perlengkapan sekolah seperti buku pelajaran,
baju seragam, sepatu dan sejenisnya adalah pengeluaran tahunan yang
sering menjadi momok bagi ibu rumah tangga. Membayar kontrakan rumah,
pajak motor, pajak mobil juga pajak rumah dilakukan setiap tahun.
- Zakat 2,5% dari hasil penghasilan yang telah sampai nisab nya yaitu bila total penghasilan dalam setahun melebihi nisab 85 gram emas.
- Biaya Antisipatip Hidup di dunia penuh dengan ketidak pastian. Tidak ada seorangpun yang
dapat memperkirakan dengan pasti, apa yang akan terjadi pada dirinya di
esok hari. Diapun tidak dapat mengetahui hasil dari yang diusahakannya
hari ini.
Menjaga waktu muda sebelum tua,Menjaga sehat sebelum sakit,Menjaga kaya sebelum miskin,Menjaga hidup sebelum mati.
- Investasi Akhirat
a) Infak - Shadaqoh.
Tiap
menjelang pagi hari dua malaikat turun. Yang satu berdoa: “Ya Allah,
karuniakanlah bagi orang yang menginfakkan hartanya tambahan
peninggalan.” Malaikat yang satu lagi berdoa: “Ya Allah, timpakan
kerusakan (kemusnahan) bagi harta yang ditahannya (dibakhilkannya).”
(Mutafaq’alaih)
b) Haji
Haji
berarti sengaja melakukan sesuatu, yaitu sengaja datang ke Mekah,
mengunjungi Ka’bah dan tempat-tempat lainnya untuk melakukan rangkaian
ibadah tertentu, seperti wukuf, thawaf, sa’i dan amalan lainnya pada
masa tertentu dengan syarat - syarat tertentu. Ibadah haji adalah ibadah fardhu bagi umat islam.
c) Qurban
Menyembelih hewan qurban juga merupakan tanda syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT
d) Wakaf
Wakaf
yang dikenal oleh masyarakat Indonesia pada umumnya merupakan
pengalokasian barang tidak bergerak terutama tanah untuk dijadikan
mushola, masjid, pekuburan muslim dsbnya. Padahal di Negara-negara Arab
praktek wakaf juga dapat melibatkan dana tunai yang berbentuk wakaf
tunai.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ
فَلْيُنْفِقْ مِمَّا آتَاهُ اللَّهُ لا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلا مَا
آتَاهَا سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا
Hendaklah
orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang
disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan
Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang
melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan
memberikan kelapangan sesudah kesempitan.
Dan
berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada
orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu
menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ
بِالْبَاطِلِ إِلا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ وَلا
تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku
dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh
dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (QS 4: 29)
فَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلالا طَيِّبًا وَاشْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
Maka
makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah
kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja
menyembah. (QS 16: 114)
Seorang
anak Adam sebelum menggerakkan kakinya pada hari kiamat akan ditanya
tentang lima perkara: (1) Tentang umurnya, untuk apa dihabiskannya; (2)
Tentang masa mudanya, apa yang telah dilakukannya; (3) Tentang hartanya,
dari sumber mana dia peroleh dan (4) dalam hal apa dia
membelanjakannya; (5) dan tentang ilmunya, mana yang dia amalkan. (HR.
Ahmad)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pertama, kenali dengan baik keadaan keuangan
keluarga. Ada baiknya pos-pos pemasukan dan pengeluaran ditulis,
sehingga akan terlihat keperluan apa saja yang harus dipenuhi pada
setiap bulannya. Mengetahui keadaan keluarga sangat penting dilakukan.
Dengan landasan ini, hal selanjutnya dapat dilakukan dengan baik.
Kedua, menyusun rencana keuangan bulanan. Setelah
mengetahui keadaan keuangan, sebaiknya disusun rencana keuangan untuk
satu bulan ke depan. Penyusunan ini bisa disusun secara realistis. Tidak
ada salahnya, untuk memasukan anggaran bertamsya dengan keluarga atau
memenuhi kebutuhan tersier lainnya. Sebagai muslim, sebaiknya
menganggarkan terlebih dahulu untuk bershodaqah, selanjutnya kebutuhan
investasi, tabungan, biaya rutin bulanan, konsumsi dan biaya lain-lain.
Ketiga, meminimalkan belanja konsumtif. Belanja konsumtif seringkali
menjadi virus dari rencana keuangan yang sudah disusun. Pengeluarannya
acapkali tidak terlalu besar, namun karena tidak besar itulah kita
terlena dan seenaknya mengeluarkan anggaran. Khusus bagi kalangan
ibu-ibu rumah tangga ini menjadi tantangan tersendiri untuk bisa
mengatur keuangan sebijak dan sebaik mungkin. Jika direncanakan secara
realistis dan dilakukan dalam waktu yang tepat, berbelanja tidak ada
salahnya. Selama tidak merugikan dan mengurangi kepentingan lainnya.
Keempat, kenali dengan baik antara keinginan dan
kebutuhan. Kebutuhan adalah segala sesatu yang jika tidak dipenuhi maka
akan menimbulkan dampak madharat bagi kita. Contoh sederhana
begini. Seorang lelaki merasa kehausan di tengah cuaca yang sangat
terik. Jika ia tidak minum, dapat dipastikan akan pingsan. Pada saat
itu, minum merupakan hal wajib dan menjadi kebutuhan untuk dirinya. Jika
tidak, bisa jadi ia sakit atau mengalami hal lainnya yang tidak
diinginkan. Begitupun dalam pengelolaan keuangan. Jika bisa
mengidentifiaksi dengan baik antara kebutuhan dan keinginan seraya
disertai dengan keteguhan hati mengikuti rencana keuangan yang telah
disusun, maka keuangan keluarga pun akan terjamin kelangsungannya.
Kelima, menabung. Kebiasaan menabung bukan hanya
bagi anak-anak SD rupanya. Bagi pasangan keluarga pun, anggaran tabungan
tetap ditekankan. Anggaran untuk menabung sebaiknya tidak diporsikan
diakhir akan tetapi di awal sebelum pengeluaran untuk konsumsi. Hal ini
dilakukan untuk melatih diri bahwa tabungan merupakan sesuatu yang
sangat penting dan harus diutamakan.
Keenam, berinvestasi. Tidak ada salahnya jika
anggaran keuangan keluarga disisihkan untuk berinestasi. Jika menabung
lebih bersifat preventif dari keaadaan yang tidak diinginkan, investasi
adalah tindakan positiv untuk menambah aset dan pemasukan keluarga.
Dengan berinvestasi, pendapatan pun akan meningkat. Investasi bisa
dilakukan di pasar uang seperti forex, pasar modal seperti saham,
obligasi, reksa dana dan sebagainya bahkan di pasar riil sekalipun.
Ketujuh, ikuti program asuransi. Asuransi merupakan
produk keuangan yang bersifat penanggulangan terhadap suatu kejadian
yang tidak diinginkan. Salah satu asuransi penting yang bisa diikuti
adalah asuransi pendidikan bagi anak. Tidak ada yang tahu masa depan
seperti apa, dengan adanya asuransi setidaknya pendidikan anak cukup
terjamin seandainya terjadi sesuatu dengan anaknya. Asuransi lain yang
penting adalah asuransi kesehatan.
Mengelola keuangan memang tidak hanya melulu soal penyusunan
anggaran dan pengeluaran. Jika tidak ditaati, apa yang sudah dituliskan
akan menjadi sia-sia dan hanya sebagai macan kertas yang tidak berarti
apa-apa. So, konsistensi dan kepatuhan kita pada apa yang telah ditulis
mutlak untuk dilakukan.Perencanaan keuangan adalah bagian penting dalam hidup, tapi kadang uang bukan hanya sekedar uang. Kadang masalahnya ada tentang kekuasaan.
Kekuasaan mengatur uang dan membelanjakan uang sesuai dengan keinginan masing-masing. Setiap orang punya gaya yang berbeda dalam membelanjakan uangnya. Hal itu biasanya diwariskan dari didikan orang tua atau keluarga masing-masing.
Untuk Itu Perlu adanya langkah-langkah untuk mengelola keungan bersama pasangan. Hal ini juga bisa menghindari perselisihan. Berikut langkah-langkahnya!
1. Ingat-ingat bagaimana Anda diajarkan untuk mengatur uang, lalu pelajari juga cara pasangan Anda. Bersama, Anda pilih beberapa cara yang terbaik. Hal ini bisa menimbulkan perasaan dihargai pada pasangan Anda.
2. Jika penghasilan Anda tidak lebih besar dari pasangan Anda, sebaiknya Anda jangan terlalu sibuk mengatur. Hargai kontribusi dari pasangan Anda. Jangan maunya mengatur sendiri, bicarakan semuanya bersama karena setelah menikah tak ada lagi 'Aku' atau 'Kamu'.
3. Berikah pos-pos khusus pengeluaran yang bisa diatur sendiri oleh pasangan Anda. Misalnya untuk benda-benda pribadi atau belanja.
4. Jika masalah keuangan tiba-tiba menjadi masalah besar dalam beberapa bulan ini, coba pikirkan, apa yang sebenarnya terjadi. Apakah terjadi pergeseran kekuasaan dalam rumah tangga Anda. Pelajari hal-hal apa saja yang bisa memicu masalah ini.
Semoga tulisan ini bermanfaat, Amin.....
Sumber:
(sydh/MI) (ekonomi.kompasiana.com/mengelola-keuangan-keluarga)